Keluarga
Berencana selama ini dijadikan market Presiden Kedua Republik Indonesia,
Soeharto, demi perataan antara populasi penduduk dengan cadangan keuangan
Negara. Rupanya menurut The Smilling General, banyaknya anak adalah biang
keladi bangsa besar ini menjadi miskin. Maka tahun 1970-an ia meneken Keputusan
Presiden Nomor 8 Tahun 1970 tentang pembentukan badan untuk mengelola program
KB yang telah dicanangkan sebagai program nasional.
Sejatinya,
Indonesia hanyalah satu dari circle yang digulirkan Zionis untuk menekan laju
penduduk bumi. Di China mereka menjalankan Program Kebijakan Satu Anak
atau jìhuà shēngyù zhèngcè. Lain lagi dengan negeri samba, disana
orang-orang menyebut KB dengan Planejamento Familiar. Di India dijalankan
kebijakan National Population Policy. Negeri beruang merah Uni Sovyet ada
program perencanaan kependudukan yang mereka namakan Kontrolya V Oblasti
Planirovaniya Sem’i Naseleniya.
Lalu
siapakah Tokoh Yahudi modern yang ‘berjasa’ atas ini semua?
Namanya
memang tidak setenar Darwin, tapi gagasan Evolusionis tokoh Atheis itu merujuk
padanya. Iya, dia pria itu bernama Thomas Robert Malthus (1766-1834)
Thomas
Malthus, sejatinya adalah seorang pakar demografi Inggris sekaligus ekonom
politk yang paling terkenal karena pandangannya yang pesimistik namun sangat
berpengaruh tentang pertambahan penduduk.
Bagi
Malthus, pertumbuhan sumber daya manusia tidak simetris dengan potensi sumber
daya alam. Dalam An Essay on the Principle of Population (Sebuah Esai
tentang Prinsip mengenai Kependudukan), yang pertama kali diterbitkan pada
1798, Malthus membuat ramalan yang terkenal bahwa jumlah populasi akan
mengalahkan pasokan makanan, yang menyebabkan berkurangnya jumlah makanan per
orang. Pada titik inilah kekacauan akan terjadi. Dan apa yang diramalkan Darwin
dengan nama Survival for the fittest akan menjadi keniscayaan.
Rupanya
tesis Malthus juga tidak orisinal. Pandangan-pandangan Malthus umumnya
dikembangkan sebagai reaksi terhadap pandangan-pandangan yang optimistik dari
ayahnya dan rekan-rekannya, terutama J.J Rousseau. Ya tokoh pendidikan anak,
yang justru membuang lima anak haramnya ke rumah sakit pungut itu
Anehnya
solusi yang ditawarkan Malthus untuk meredakan kemelut itu seakan menyelisihi
Islam, yakni apa yang ia sebut sebagai preventive checks atau penundaan
perkawinan. Ide Malthus itu kini dikampanyekan oleh salah satu lembaga KB di
Indonesia dengan pemeran salah seorang artis ternama
Pada
gilirannya, ide Malthus yang masih sederhana dibuat menjadi praktis oleh
kalangan Barat. Maka, muncullah kondom dari Maria Stopes (1880-1950). Alih-alih
alat ini digunakan sebagai bagian dari kontrasepsi, namun pada gilirannya
mereka justru mengkampanyekan seks bebas. Persis seperti penggiat HIV/AIDS era
akhir zaman seperti sekarang. Bukan mengatasi akar masalahnya, namun hanya
menambah masalah. Bahkan di Inggris pada tahun 2010, Maria Stopes
Organization membuat sebuah layanan iklan untuk mengkampanyekan Aborsi.
“Penelitian
menunjukkan bahwa 42% orang usia dewasa masih belum mengetahui kemana mereka
harus pergi untuk menyelesaikan masalah ‘kehamilan yang tidak diinginkan’ ini,
meskipun dari hasil penelitian mengungkapkan bahwa satu dari tiga wanita di
Inggris telah melakukan aborsi satu kali seumur hidup mereka,’” ungkap Judy
Douglas dari Maria Stopes kepada Sky News Online.
Iklan
ini jelas memancing perdebatan karena ada sebagian pihak di Inggris yang tidak
menyetujui mengenai penayangan iklan ini salah satunya adalah salah satu LSM
anti aborsi seperti Pro Life.
Islam
sebagai agama mulia sepanjang zaman telah mengatur persoalan ini. Bahwa
banyaknya anak bukanlah petanda kemiskinan seperti yang digembar-gemborkan
Malthus dan kronco Yahudinya di PBB.
Oleh
karenanya, yang menjadikan sebagian manusia mengalami kemiskinan atau krisis
pangan tidak lain adalah tangan-tangan tipu daya yang dimainkan kaum kapitalis,
seperti terjadi di Somalia baru-baru ini.
Allah
SWT berfirman, ”Dan tidak ada satu binatang melata pun di bumi melainkan
Allah yang memberi rizkinya.” (QS 11 : 6).
Maka
itu tak heran Aa Gym pernah berkata, ”Kenapa kita takut akan rezeki Allah,
gajah aja gak sekolah gemuk-gemuk. Plankton yang hidup didasar laut saja diberi
rezeki, bagaimana dengan kita sebagai makhluk hidup yang mulia?”
Jadi
buat apa wanita muslim takut memiliki banyak anak? Bukankah Rasulullah pernah
bersabda, “Nikahilah perempuan yang penyayang dan dapat mempunyai anak banyak
karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab banyaknya kamu dihadapan
para Nabi nanti pada hari kiamat” [Shahih Riwayat Ahmad, Ibnu Hibban dan
Sa’id bin Manshur dari jalan Anas bin Malik]. Jadi, ayo para ibu muslim, cetak
generasi bertauhid sebanyak-banyaknya! Allahua’lam.
0 komentar:
Posting Komentar